Cat History

Kucing (Felis catus), juga dikenal sebagai kucing rumahan atau housecat nama tersebut diberikan untuk membedakannya dari jenis yang lain seperti felines dan felids. Kucing merupakan carnivorousmammal kecil yang digunakan oleh manusia pada umumnya untuk persahabatan serta memanfaatkan kemampuannya untuk berburu hama hama dan rumah tangga. Kucing telah dikaitkan dengan manusia selama setidaknya 9.500 tahun dan saat ini merupakan salah satu  hewan peliharaan paling populer di dunia. Karena mereka dekat dengan manusia, kucing kini ditemukan hampir di mana-mana di muka Bumi ini. Kemampuannya untuk beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim menyebabkan mereka digolongkan sebagai spesies hewan yang  invasif. Mmasalah initerjadi disebabkan oleh banyaknya kucing liar yang tersebar di seluruh dunia dengan populasihampir mencapai 60 juta di Amerika Serikat saja.
Kucing memiliki  ukuran dan anatomi yang mirip dengan  Felids lain, dengan tekstur tubuh yang bercahaya dan fleksibel serta  gigi yang telah disesuaikan untuk membunuh mangsa ukuran kecil. Sebagai binatang yang  terampil memansa, kucing berburu lebih dari 1.000 spesies untuk dijadikan  makanannya dengan menggunakan indera penglihatan dan pendengaran yang sangat baik dalam menangkap sinyal. Pada umumnya kucing memiliki kemampuan untuk merasakan manisnya gula dan di beberapa ras juga menunjukkan ketulian turun-temurun. Walaupun merupakan pemburu yang soliter, kucing adalah spesies sosial yang dapat mengenal berbagai vokalisasi, feromon dan jenis bahasa tubuh untuk berkomunikasi. Ini termasuk binatang yang mengeong, mendengkur, mendering, mendesis, menggeram, mencicit, berkicau, mengklik, dan mendengus. Mereka juga dapat dibesarkan dan terdaftar dalam sebuah silsilah resmi yang ditampilkan  sebagai layaknya hewan peliharaan yang diakui secara internasional oleh sebuah lembaga yang dikenal dengan nama Cat Fancier Association (CFA). Sedangkan di Indonesia organisasi yang mengakomodasi keberadaan kucing sebagai sebuah hobi adalah Cat Fancy Indonesia (CFI).

Sejarah  kucing itu umumnya diyakini telah dipelihara sejak jaman Mesir kuno. Sebuah studi yang dilakukan di tahun 2007 menemukan bahwa garis keturunan dari semua kucing rumah yang ada sesedikitnya telah memiliki lima generasi yang berasal dari  Wildcats Afrika (Felis silvestris lybica) sekitar 8.000 SM.  Bukti yang paling awal yang menjukkan hal tersebut adalah bahwa adanya sebuah situs kucing yang dikuburkan bersama pemiliknya 9.500 tahun yang lalu di Siprus.


Beberapa penulis dan peneliti kucing domestik berpendapat bahwa Mesir Kuno merupakan acuan utama asal usul domestikasi kucing, sebab pada saat itu kucing disembah sebagai dewa dan memiliki kedudukan yang tinggi dalam penyembahan. Mesir dianggap sebagai sumber munculnya kucing domestik. Walaupun demikian di berbagai tempat di belahan bumi ini kemungkinan besar ada juga pusat domestikasi kucing lainnya, seperti misalnya di Asia.  Para ahli akeologi menyatakan bahwa kucing kemungkinan sudah disomestikasi di jaman mesir kuno sekitar 3000 B.C. Namun demikian baru pada tahun 1900 B.C kemungkinan kucing mengalami proses semi domestikasi. Pada tahun 1600 B.C. kucing sudah mengalami domestikasi dan dianggap sebagai hewan suci dan keramat. Di bagian bumi lainnya seperti Palestina dan Yunani, kucing pada saat itu belum dikenal, sebab orang Mesir tampaknya tidak membolehkan kucing keluar dari Mesir. Kenyataan inilah yang mendorong para ahli untuk berpendapat bahwa asal usul domestikasi kucing itu adalah dari Mesir. 


Orang Romawi membawa kucing kucing hitam dari kampung halamannya untuk kemudian disebarkan ke seluruh Romawi. Penyebaran ini secara cepat mencapai Eropa dan Inggris. Beberapa kerangka kucing yang ditemukan di sebuah villa di Romawi di Sylvester merupakan kucing yang telah mengalami domestikasi. Kucing juga menyebar ke timur melalui Babylonia menuju India dimana ditemukan kucing domestikasi sekitar 2000 tahun yang lalu. Dengan asumsi bahwa memang benar asal mulanya kucing didomestikasi adalah di Mesir, tentunya akan timbul pertanyaan kita dari spesies kucing liar apa mereka mulai mendomestikasinya. Tampaknya orang Mesir kuno memelihara beberapa spesies kucing liar, diantaranya adalah Kucing Hutan (Felis chaus) dan kucing liar Afrika (Felis lybica). 

Mariison-Scott (1952) dalam studinya dengan menggunakan mummy kucing kuno, menduga bahwa chaus kemungkinan besar tidak didomestikasi oleh orang Mesir kuno. Sebagian besar tengkorak kepala kucing yang dipelajarinya pada umumnya lebih kecil dari chaus akan tetapi lebih besar dari lybica ataupun kucing domestik yang kita jumpai sekarang ini. Bentuk tengkorak kepala seperti ini kemudian digolongkan kedalam Felis lybica bubastis. Spesies inilah yang merupakan kemudian didomestikasi. Spesies ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan kucing liar Afrika lybica. Walaupun demikian kita harus juga mempertimbangkan kemungkinan asal usul kucing domestik dengan cara mempelajari jumlah dan penyebaran kucing liar. Dua spesies kucing yang kemungkinan besar menjadi tetua kucing domestik yang ada sekarang adalah Felis silvestris yang merupakan kucing liar Eropa dan Felis lybica yang merupakan kucing liar Afrika. 

Wikipedia
Felis silvestris dapat kita jumpai di Inggris, seluruh Eropa (kecuali Scandinavia), Barat Daya Rusia, Kaukasia dan sebagian kecil Asia. Felis lybica dapat kita jumpai di sebagian besar Mediterania, Arab, Turkestan dan Bagian Utara India. Para ahli taxonomi sepakat bahwa kedua jenis kucing ini merupakan dua spesies yang berbeda. Sebagai konsekuensi tersebar luasnya kucing, maka terjadilah variasi fenotipe yang cukup tinggi mulai dari degradasi warna bulu, ketebalan bulu, intensitas jumlah pola tabby dll. Jika dibandingkan dua spesies yang telah disinggung di BAGIAN KEDUA, maka lybica yang menunjukkan variasi yang lebih besar. Dengan mengamati variasi fenotipe yang ada, tampaknya kucing domestik yang ada sekarang diragukan merupakan hasil perkawinan antara silveris dengan lybica. Walaupun demikian hasil studi terakhir dari Weigel (1961) menunjukkan bahwa kedua spesies ini memiliki pola tabby yang sama jika dibandingkan dengan spesies lainnya 

Mungkinkan terjadi persilangan antar spesies ini? Ditinjau dari ilmu genetika, hal ini tentunya sangat menarik. Sayangnya kebayakan literatur yang membahas hibridisasi antar spesies ini sudah sangat tua dan tentunya mengingat perkembangan ilmu genetika saat itu, banyak orang yang percaya bahwa kucing domestik akan menghasilkan anak jika dikawinkan dengan kucing liar. Memang persilangan ini dapat dilakukan, akan tetapi sebagian besar keturunannya adalah steril. Kita ambil contoh persilangan antara lion dan tiger yang menghasilkan anak dinamakan tigron jika jantannya tiger dan betinanya lion atau liger jika jantanya lion dan betinanya tiger. Anak jantan hasil hibridisasi ini steril sedangkan anak betinanya normal. Terjadinya sterilitas ini menunjukkan bahwa jarak genetik antara lion dan tiger cukup jauh. 

Keberhasilan terjadinya hibridisasi antara kucing domestik dengan sylveris dari Skotlandia dan Eropa lainnya memang sudah ada. Pada umumnya keturunannya memiliki pola warna tabby mackerel dengan temperamen yang masih liar. Demikian juga dengan persilangan antara kucing domestik dengan lybica dari India dan Afrika telah dilaporkan dapat menghasilkan anak. Perilangan antara kucing domestik dengan kucing Steppe (lybica caudata) dapat menghasilkan anak yang fertil. Pocock (1907) telah berhasil menyilangkan antara sylveris dengan lybica yang menghasilkan anak dengan pola warna tabby mackerel yang sama dengan pola tetuanya. Dua anaknya mati dimakan induknya segera setelah dilahirkan dan satu lagi anaknya yang selamat pada usia 9 minggu memperlihakan bulu ekor yang lebat seperti sylveris. Jadi berdasarkan bukti bukti ini memang dimungkinkan terjadi hibridisasi antara kedua spesies ini. 

Hibrid antara kucing domestik dengan kucing hutan (Felis caus) juga pernah dilaporkan. Anak dari persilangan antar spesies ini memiliki pola warna tabby dengan strip strip yang lebih banyak jika dibandingkan dengan caus. Secara morfologi kucing hibrida ini lebih mendekati caus. akan tetapi badanya lebih besar, kakinya lebih panjang dan ekornya lebih pendek jika dibandingkan dengan kucing domestik. Hasil hibrida ini fertil dan anak betinanya sudah dikawinkan dengan ayahnya yang caus dan dapat menghasilkan beberapa anak. Hasil hibrida ini dapat dipelihara dengan baik dan cukup jinak. Pola warna bercak putih yang dibawa oleh kucing domestik tampak dominan pada kucing hibrida ini (Jacson dan Jackson, 1967). 

Dua lagi hasil persilangan yang menarik untuk dibahas karena dapat menghasilkan anak, yaitu persilangan antara kucing domestik dengan bobcat (Lynx rufus) dan Oncilla atau kucing dengan pola warna bintik bintik kecil (Felis tigrina) yang merupakan dua spesies baru di era new world. Tidak ada informasi apakah keturunannya fertile. Jadi hibrida kucing telah terjadi baik pada era old maupun new world. 

Tidak ada keraguan bahwa populasi kucing yang ada sekarang memiliki ciri genetik yang khas. hal ini berarti bahwa kucing-kucing tersebut dibawa dari berbagai lokasi terpencil dan kawin sesamanya dan menghasilkan anak yang fertile. Bahkan kucing yang dibawa dari negara negara Asia jika disilangkan dengan kucing Eropa anaknya fertile, walaupun secara geografis dan waktu mereka telah terpisah dengan rentang sangat jauh sejak dimulainya masa domestikasi. Keragaman fonotipe pada kucing domestik saat ini baik itu berupa warna bulu, bentuk tubuh dan sifat lainnya, tampaknya merupakan hasil dari mutasi gen dan rekombinasi gen yang terjadi setelah proses domestikasi.


Fakta tentang kucing yg wajib diketahui:
  • Thlenol dan coklat racun bagi kucing;
  • Nenek moyang semua kucing domestik adalah Kucing Liar Afrika yang sekarang masih ada;
  • Di jaman Mesir kuno, membunuh kucing akan berakibat dihukum mati;
  • Di jaman Mesir kuno mummy juga diperuntukkan untuk kucing yang mati, tikus yang telah diawetkan ditempatkan bersama dalam kuburan kucing;
  • Cat Show pertama di dunia diadakan tahun 1871 di Crystal Palace di London;
  • Pada saat ini terdapat sekitar 100 breed kucing domestik yang berbeda;
  • Mutasi gen menyebabkan kucing menjadi jinak dan dapat dipelihara;
  • Kucing mengubur kotorannya untuk menghilangkan jejak dari predator;
  • Berburu bukan merupakan insting kucing. Anak kucing yang lahir dari induk yang tidak suka berburu tidak pernah akan dapat belajar berburu;
  • Induk kucing mengajari anak-anaknya agar dapat menggunakan litter box;
  • Disamping kelebihan lainnya, kucing dapat diajari untuk menggunakan toilet, datang, duduk, meminta, makan dengan tangan, melompat tali, memainkan piano, memerankan kucing mati, berguling, membuka pintu, menyembunyikan makanan dalam kotak;
  • Kucing tidur sekitar 16-18 jam dalam sehari. Walupun kucing tidur, dia tetap dapat merespon rangsangan. Jika kita memainkan ekor kucing yang sedang tidur, kucing masih dapat meresponnya;
  • Disamping dapat mencium dengan hidung, kucing dapat menggunakan organ Jacobson sebagai indra yang terletak di bagian permukaan atas mulut sebagai indera penciumannya;
  • Kucing tidak dapat merasakan manis;
  • Klorin dari air ledeng akan mengiritasi bagian sensitif dari hidung kucing. Oleh sebab itu biarkan air ledeng selama 24 jam sebelum memberikannya pada kucing;
  • Rataan porsi makan kucing setara dengan 5 ekor tikus;
  • 10 tahun umur manusia dapat disetarakan dengan 60 tahun umur kucing. Kucing umur setahun setara umurnya dengan orang berumur 18 tahun.

Di Asia, kucing termasuk ke dalam salah satu zodiak Vietnam. Namun kucing tidak termasuk ke dalam zodiak Tionghoa. Menurut legenda, ketika Raja Langit mengadakan pesta untuk hewan yang akan dipilih menjadi zodiak, ia mengutus tikus untuk mengundang hewan-hewan yang telah dipilihnya. Bagian cerita ini dikisahkan dalam berbagai versi, tikus lupa untuk mengundang kucing, tikus menipu kucing mengenai hari pesta, dan berbagai variasi lainnya. Pada akhirnya kucing tidak hadir dalam pesta itu, tidak terpilih menjadi hewan zodiak, sehingga memiliki dendam kesumat pada tikus (wikipedia.com).
Dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah. Abu Qatadah berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan)” [HR At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah].
Ali bin Al-Hasan dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau bersabda, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana”. Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju ke bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu (beliau) berwudhu. Nabi ditanya tentang kejadian tersebut, beliau menjawab,“Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis”.
Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa hambanya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan tanda untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa pada buburnya. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, ‘Aisyah ra lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya. Rasulullah SAW bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling”. Aisyah pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu dari sisa jilatan kucing, [HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni].
Hadis ini diriwayatkan dari Malik, Ahmad, dan Imam Hadis lainnya. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, dimana, keringat, bekas dari sisa jilatannya adalah suci.
Nabi Muhammad SAW juga pernah memberi gelar kepada Abdul-Rahman ibn Sakhr Al-Azdi sebagai “ Abu Hurairah” yang berarti “Bapak anak-anak kucing” karena sikapnya yang sangat menyayangi kucing.
Muezza atau Mu’izza  adalah kucing kesayangan dari Nabi Muhammad. Berdasarkan suatu riwayat, Nabi Muhammad terbangun mendengar suara Azan.  Nabi Muhammad kemudian mempersiapkan diri dan berpakaian. Namun, Nabi menemukan Muezza tidur beralaskan jubah beliau. Daripada mengganggu tidur Muezza, Nabi Muhammad kemudian memotong sebagian jubahnya, meninggalkan Muezza tetap tidur. Ketika Nabi Muhammad kembali dari salat, Nabi kemudian menerima penghormatan dari Muezza sebagai tanda terima kasih. Kemudian Nabi mengelus kucing kesayangannya sebanyak tiga kali. Keakuratan cerita ini belum dapat diklarifikasi, karena tidak ada dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Terdapat pendapat, apabila Nabi Muhammad memberikan ceramah dalam rumah, Nabi selalu memangku Muezza dalam pangkuannya. Nabi juga menggunakan air wudhu yang telah digunakan Muezza untuk minum. Terutama untuk meneladani Nabi Muhammad atas sayangnya kepada Muezza, seorang muslim juga diminta untuk menyayangi kucing. Perlakuan kasar kepada binatang merupakan salah satu tindakan jahat yang paling buruk dalam Islam.
Hadis – Bukhari 3:553, Umar ‘Abdullah bin’ Dikisahkan  [Juga pada Muslim, Abu Huraira]
Rasul Allah  berkata, “ Seorang wanita disiksa dan dimasukkan ke dalam neraka karena seekor kucing yang ia terkunci sampai mati kelaparan. “ Rasul Allah lebih lanjut mengatakan, “ (Allah mengetahui lebih baik) Allah berfirman (kepada perempuan itu), ‘Anda tidak makan ini atau minum ketika Anda terkunci itu, Anda juga tidak membebaskannya untuk makan serangga bumi. ”
Hadis – Muwatta 2.13

Yahya meriwayatkan padaku dari Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abi Thalhah dari binti Humayda bin Abi Ubayda Farwa bahwa ibu bibinya Kabsha binti Kab ibn Malik, yang adalah istri dari bin Abu Qatada al-Ansari, mengatakan bahwa sekali Abu Qatada sedang mengunjungi dia dan dia mencurahkan air baginya untuk melakukan wudhu dengan. Saat itu kucing datang untuk minum dari itu, sehingga ia miring kapal ke arah itu untuk membiarkannya minum. Kabsha melanjutkan, “Dia melihat saya memandang dia dan berkata,” Apakah Anda terkejut, anak perempuan dari saudara saya? “ Aku berkata, “Ya.”Dia menjawab bahwa Rasulullah, semoga Allah memberkati dia dan memberinya damai, kata, kucing tidak murni Mereka berbaur dengan Anda”. Yahya mengatakan bahwa Malik berkata, “Tidak ada salahnya bahwa kecuali seseorang melihat kotoran di mulut kucing.”
Hadis – Muslim, Dikisahkan ‘Aisha, Ummul Mu’minin
Dawud ibn Salih ibn Dinar at-Tammar dikutip ibunya yang mengatakan bahwa majikannya mengirim dia dengan beberapa puding (harisah) untuk Aisha yang menawarkan doa. Dia membuat tanda kepada saya untuk tempat ke bawah. kucing datang dan memakannya sebagian, tetapi ketika Aisyah selesai doanya, dia makan dari tempat kucing makan. Dia menyatakan: Bahwa Rasulullah saw berkata: Hal ini tidak najis: ini adalah salah satu dari mereka yang berputar di antara kamu. Dia menambahkan: Aku melihat Rasulullah  melakukan wudhu dari air sisa oleh kucing.
Sumber: 
  • Cat in islamic culture, http://www.muslimheritage.com/
  • Muttaqun OnLine – Cats: According to Quran and Sunnah,  http://www.muttaqun.com/cats.html
  • cat-music.com,
  • Robinson, R. Genetics for cat breeders

No comments:

Post a Comment